Wednesday, January 30, 2013
Tuesday, January 29, 2013
Marking : Unouthorise persons may not service machines
Monday, January 28, 2013
INVESTASI PELAYARAN: Kadin Akan Datangkan Kapal Baru Layani Rute Jarak Dekat
Aktivitas bongkar muat barang di pelabuihan Makassar beberapa waktu lalu. Kadin akan mengupayakan penurunan biaya distribusi barang antarpulau dengan mendatangkan kapal-kapal angkutan domestik baru. (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)
JAKARTA � Kamar Dagang Indonesia (Kadin) tahun ini akan melakukan investasi sebesar Rp15 triliun di logistik untuk pengadaan kapal yang melayani pelayaran jarak dekat (short-sea shipping).
Natsir Mansyur, Wakil Ketua Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog, mengungkapkan pengadaan itu dilakukan dengan mengimpor 2500 kapal kecil berkapasitas 1.500 sampai 3.000 ton dari Cina. Kapal itu, lanjutnya, digunakan untuk melayani distribusi antar pulau dan pengadaannya direncanakan dari tahun ini sampai 5 tahun ke depan.
�Jadi setahun 500 unit. Kapalnya dari Cina dan impornya menggunakan fasilitas BKPM,� katanya di sela-sela Rapat Kerja Pemerintah Tahun 2013, Senin (28/1/2013). Natsir mengatakan Kadin telah bekerja sama dengan beberapa bank dalam pembiayaan pengadaan ini, salah satunya adalah Bank Mandiri. Upaya ini, sambungnya, sebagai salah satu bentuk kontribusi Kadin terhadap upaya pemerintah menurunkan biaya logistik menjadi 10% pada 2015.
�Waktu sudah mepet, tinggal 2 tahun lagi. Ini peran dunia usaha dalam penurunan cost logistic,� ujarnya.
Menurutnya saat ini, ongkos logistik Indonesia yang mahal justru berada di distribusi antar pulau dibandingkan distribusi untuk kebutuhan ekspor. Dengan pengadaan kapal untuk melayani pelayaran jarak dekat, lanjutnya, diharapkan mampu menekan biaya logistik antar pulau.
Adapun, lanjut Natsyir, pengadaan kapal ini membutuhkan infrastruktur pendukung berupa pelabuhan kecil. Oleh sebab itu, pemerintah perlu berkontribusi dengan melakukan percepatan pembangunannya. �Pembangunan pelabuhan dipercepat. Ada 40 pelabuhan kecil. Kadin menyiapkan kapal, pemerintah yang bangun infrastruktur pelabuhan,� katanya.
Lebih lanjut terkait logistik, Natsir mengharapkan waktu sandar kapal [dwelling time] dapat dipercepat menjadi 3-2 hari dari yang sekarang 6,7 hari. Kemudian, harapnya, transaksi pembayaran di pelabuhan sebaiknya menggunakan denominasi rupiah, bukan dollar. �Oleh karena itu, ini suatu kerja berat bagi pemerintah dan dunia usaha. Tidak segampang itu menurunkan cost logistic, terutama cost logistic pangan,� pungkasnya.
source: solopos.com
Thursday, January 24, 2013
Wednesday, January 23, 2013
Kapal Istana,Kapal Hotel,Kapal Apartement Indah
Monday, January 21, 2013
Kejadian Aneh Di Laut, mudah2an ini bukan Editan Bro.
Saturday, January 19, 2013
Menulis itu mudah. Menulis bagus yang tidak mudah.
Banyak penulis yang�dilihat dari tulisannya di Kompasiana�berbakat menulis� Mereka mampu menulis dengan kreatif, menyentuh, dan sudah baik pula tata bahasanya.
Saya rasa kebijakan Admin Kompasiana untuk lebih mengapresiasi sastra berpengaruh positif bagi aktivitas kepenulisan sastra di Fiksiana. Belum lagi teman-teman lain yang membuat group FB tentang kepenulisan dan mengadakan berbagai event. Fasilitasnya sudah ada, sudah disediakan, bagi yang menyukai sastra, jangan lupa untuk bergabung dan belajar lebih banyak lagi.
Sekarang, saya ingin berbagi pemahaman saya tentang �Bagaimana Harusnya Mental Seorang Penulis Sastra.�
Saya yakin banyak dari kita yang benar-benar ingin menjadi penulis yang bagus. Yang karya-karyanya baik, bukan hanya dari segi ISI, tapi juga CARA.
Lebih jelasnya, sebagai berikut.
1. Secara �isi�, karya tersebut mengandung pesan yang besar bagi pembaca, yang kuat secara tema, aspek-aspek yang ditulisnya �akrab� di hati pembaca, dan memiliki kerelevanannya bagi kebutuhan orang lain serta mampu menembus berbagai dimensi kehidupan.
2. Secara �cara�, karya tersebut ditulis dengan menggunakan teknik menulis yang baik dan benar (gaya bahasa, EyD, dll),dan teknik penyampaian yang menarik, segar, menabrak kekakuan, dll.
Penulis yang bagus adalah penulis yang telah memiliki keduanya.
Mencapai hal itu, tentu saja tidak mudah. Banyak dari kita (termasuk saya sendiri) mungkin hanya memiliki salah satunya saja dan lemah dalam aspek lain, ada yang bahkan belum memiliki keduanya.
Hal ini tentu tidak cukup, karena:
Jika kita memiliki faktor �isi�, maka kita hanya mampu menggugah pembaca awam. Bagi mereka yang kritis dalam ketatabahasaan dan estetika kepenulisan, karya yang hanya memiliki �isi� tentu akan menurunkan semangat untuk membacanya; banyak salah EyD, bahasa yang digunakan standard, cara penceritaan monoton, dll. Kalaupun ada dari mereka yang serius membaca, jangan-jangan mereka bertujuan MENCURI �isi�-nya untuk kemudian ia pakai sebagai pedoman membuat karyanya sendiri. Dan�tragisya�tidak ada yang salah dengan itu.
Jika kita hanya memiliki faktor �cara�, ini juga masalah. Karena walaupun karya anda perfect bagi pakar bahasa, fresh dan menantang kekakuan, anda tak akan mampu membuat pembaca anda berdecak kagum karena berhasil menggugah hati. Kasarnya, mereka akan meninggalkan tulisan anda dengan �tangan hampa�, ya, tak ada hal baru yang mereka dapatkan. Karya-karya seperti ini jarang sekali mendapat posisi �jawara� dalam lomba. Mereka akan dikalahkan oleh karya yang kuat secara �isi�, namun tidak pula berantakan secara �cara�, toh masalah teknis masih bisa diperbaiki (jika memang diperlukan).
Mereka yang berbakat, paling tidak memiliki salah satunya.
Lalu, bagaimana mengatasinya?
1. Jujur pada diri sendiri. Tanyakan pada diri anda: apakah aku betul-betul serius untuk belajar menulis sastra? Apa yang harus kulakukan untuk mencapai keinginanku? Mindset seperti apa yang kuperlukan untuk itu? Setelah itu, anda akan memahami hal-hal mendasar tentang karakter kepenulisan anda (yang telah mendapatkan jawaban-jawaban jujur dari diri anda),
2. Belajar. Tak ada yang bisa mengalahkan kemauan belajar seseorang. Pelajari bagian yang anda merasa belum menguasai. Isi atau cara. Karena kedua-duanya sama-sama penting untuk membuat tulisan anda makin �Sastra�. Jika merasa masih lemah di keduanya, tak apa, perlahan-lahan pelajari dengan cara anda sendiri. Saran saya, cobalah untuk membaca karya yang bagus, lalu pelajari dengan sungguh-sungguh setiap aspek penting di dalamnya, catat, telaah, buat formula. Kemudian tantang diri anda untuk membuat karya yang sama baiknya dengan itu, lihat, betapa banyak kemajuan yang akan anda alami.
3. Ikhlas. Ada kata-kata bijak seperti ini: �Apapun yang kita jalani dengan keikhlasan tak akan membuat kita kecewa�. Ya, belajar itu tak selamanya mudah. Hambatan dan rintangan adalah mata pisau yang membayangi setiap pembelajar. Tenanglah, semua hal yang baru pasti sulit pada awalnya. Itulah hukumnya.
Sebuah peringatan
Saya pernah membaca ulasan AS Laksana, kurang lebih intinya seperti ini:
Tidak ada yang lebih kuat dibandingkan KEGIGIHAN. Berbakat saja, tapi tak gigih, ya akan begitu-begitu saja, tak ada kemajuan, bahkan bisa berhenti menulis sama sekali. Memberi dorongan pada orang yang tidak GIGIH, sama seperti mendorong sebuah bus seorang diri; sia-sia. Tapi, orang yang GIGIH hanya perlu sedikit dukungan, maka ia akan melesat dengan cepat.
Ayo, belajar lagi.