Latest News

Monday, January 28, 2013

INVESTASI PELAYARAN: Kadin Akan Datangkan Kapal Baru Layani Rute Jarak Dekat


Aktivitas bongkar muat barang di pelabuihan Makassar beberapa waktu lalu. Kadin akan mengupayakan penurunan biaya distribusi barang antarpulau dengan mendatangkan kapal-kapal angkutan domestik baru. (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

JAKARTA � Kamar Dagang Indonesia (Kadin) tahun ini akan melakukan investasi sebesar Rp15 triliun di logistik untuk pengadaan kapal yang melayani pelayaran jarak dekat (short-sea shipping).
Natsir Mansyur, Wakil Ketua Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog, mengungkapkan pengadaan itu dilakukan dengan mengimpor 2500 kapal kecil berkapasitas 1.500 sampai 3.000 ton dari Cina. Kapal itu, lanjutnya, digunakan untuk melayani distribusi antar pulau dan pengadaannya direncanakan dari tahun ini sampai 5 tahun ke depan.
�Jadi setahun 500 unit. Kapalnya dari Cina dan impornya menggunakan fasilitas BKPM,� katanya di sela-sela Rapat Kerja Pemerintah Tahun 2013, Senin (28/1/2013). Natsir mengatakan Kadin telah bekerja sama dengan beberapa bank dalam pembiayaan pengadaan ini, salah satunya adalah Bank Mandiri. Upaya ini, sambungnya, sebagai salah satu bentuk kontribusi Kadin terhadap upaya pemerintah menurunkan biaya logistik menjadi 10% pada 2015.
�Waktu sudah mepet, tinggal 2 tahun lagi. Ini peran dunia usaha dalam penurunan cost logistic,� ujarnya.
Menurutnya saat ini, ongkos logistik Indonesia yang mahal justru berada di distribusi antar pulau dibandingkan distribusi untuk kebutuhan ekspor. Dengan pengadaan kapal untuk melayani pelayaran jarak dekat, lanjutnya, diharapkan mampu menekan biaya logistik antar pulau.
Adapun, lanjut Natsyir, pengadaan kapal ini membutuhkan infrastruktur pendukung berupa pelabuhan kecil. Oleh sebab itu, pemerintah perlu berkontribusi dengan melakukan percepatan pembangunannya. �Pembangunan pelabuhan dipercepat. Ada 40 pelabuhan kecil. Kadin menyiapkan kapal, pemerintah yang bangun infrastruktur pelabuhan,� katanya.
Lebih lanjut terkait logistik, Natsir mengharapkan waktu sandar kapal [dwelling time] dapat dipercepat menjadi 3-2 hari dari yang sekarang 6,7 hari. Kemudian, harapnya, transaksi pembayaran di pelabuhan sebaiknya menggunakan denominasi rupiah, bukan dollar. �Oleh karena itu, ini suatu kerja berat bagi pemerintah dan dunia usaha. Tidak segampang itu menurunkan cost logistic, terutama cost logistic pangan,� pungkasnya.


source: solopos.com

No comments:

Post a Comment